“Permasalahan Gaza, Palestina ini bukan hanya persoalan lokal dan sektoral, tapi memerlukan kerjasama luar biasa dari semua pihak, termasuk gerakan pemuda yang memiliki energi yang luar biasa.”
(Oke Setiadi, Pembina Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina)
Hampir setahun yang lalu, dunia dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang banyak orang sebut sebagai genosida. Berita tentangnya mengalir deras di media, baik cetak maupun media sosial, dan banyak orang mulai merasakan keresahan yang mendalam.
Tak sedikit dari mereka yang mengungkapkan pendapat dan sikap, bahkan turun ke jalan di berbagai belahan dunia. Mayoritas gerakan ini didorong oleh para pemuda, terutama mereka yang masih di bangku sekolah.
Di Indonesia, hal serupa pun terjadi. Banyak anak muda mulai sadar akan isu kemanusiaan ini. Salah satu langkah nyata yang mereka ambil adalah berkumpul dalam satu barisan. Misalnya, pada Sabtu, 28 September 2024, di sebuah rumah makan bernama Ayam Bakar Prima Rasa di Surabaya, puluhan pemuda berkumpul untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada Palestina.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelajar hingga organisasi pemuda dan sosial. Sekitar 48 organisasi ikut meramaikan kegiatan ini dan membentuk sebuah wadah yang dinamai Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina (API Palestina Jawa Timur).
Pendirian API Palestina sendiri dimulai di Jakarta Timur pada 7 September 2024, dan menjadi pemicu bagi pemuda di Jawa Timur untuk bersatu.
Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh perwakilan organisasi, tetapi juga ada sekitar 60 peserta yang datang untuk mendukung deklarasi ini. Selain itu, para pengurus API Palestina dan Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) juga turut hadir. Deklarasi ini berlangsung dari siang hingga sore, dimulai pukul 12.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 16.00 WIB.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ariq Damas Salsabil, koordinator API Palestina Jawa Timur dan alumni Universitas Brawijaya Malang. Dalam sambutannya, Ariq mengajak semua orang untuk merenungkan awal mula konflik ini, yakni pendirian negara Israel.
Dia juga menekankan bahwa sebagai pemuda Indonesia, kita memiliki tanggung jawab untuk menentang penjajahan di manapun berada.
Setelah sambutannya, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi berjudul “Puisi Perjuangan” oleh seorang peserta perempuan. Kemudian, Oke Setiadi, sekretaris ARI-BP dan pembina API Palestina, memberikan sambutan yang penuh semangat. Dia mengungkapkan rasa syukur atas kebersamaan pemuda dari berbagai organisasi yang berani bersuara melawan penjajahan Israel.
Oke juga menyampaikan pentingnya kerjasama luar biasa dari semua pihak, terutama dari gerakan pemuda yang memiliki energi yang besar. Setelah itu, para peserta dengan khidmat membaca naskah deklarasi API Jawa Timur, yang diikuti dengan penyematan pin dan penyerahan bendera sebagai tanda resmi berdirinya API Palestina Jawa Timur.
Setelah peresmian, acara dilanjutkan dengan diskusi di mana para peserta membahas rencana aksi untuk menunjukkan solidaritas kepada rakyat Palestina, serta menyampaikan pernyataan sikap atas genosida yang genap satu tahun pada 7 Oktober mendatang.
Diskusi ini berlangsung dengan lancar, memberikan ruang bagi semua peserta untuk menyampaikan pandangan dan mencari kesepakatan aksi.
Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama, menyisakan kenangan manis bagi semua yang hadir. Kegiatan ini bukan hanya sekadar acara, melainkan sebuah langkah nyata dari para pemuda untuk bersatu dan berjuang demi keadilan.***
Eksplorasi konten lain dari Info Malang Raya
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.