Kompor Biomassa Buatan Dosen UB Malang Laris di Norwegia Meski Sepi di Negeri Sendiri

kompor biomassa buatan dosen ub Nurhuda
banner 468x60

Info Malang Raya – Dalam dunia inovasi, sering kali karya anak bangsa kurang mendapat perhatian di dalam negeri, tetapi justru sukses di luar negeri.

Salah satunya adalah kompor biomassa karya dosen Universitas Brawijaya (UB) Malang, Muhammad Nurhuda.

Produk inovatif ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga hemat energi.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Sayangnya, di Indonesia, penggunaannya masih terbatas karena persaingan dengan elpiji bersubsidi.

Artikel ini akan membahas bagaimana kompor ini berhasil menembus pasar internasional dan mengapa belum banyak digunakan di dalam negeri.

Inovasi Kompor Biomassa yang Mendunia

Kompor biomassa hasil inovasi dosen Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang, Muhammad Nurhuda, kini sukses menembus pasar internasional.

Bahkan, produk ini telah diproduksi massal di Norwegia dan dipasarkan ke berbagai negara.

Menurut Nurhuda, selain Norwegia, kompor ini juga dijual di India, Meksiko, Peru, Timor Leste, Kamboja, serta beberapa negara di Afrika.

Produksi dan pemasaran dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu Primecookstove.

Keunggulan Kompor Biomassa Dibanding Kompor Konvensional

1. Hemat Bahan Bakar

Kompor biomassa ini lebih hemat bahan bakar dibandingkan kompor minyak tanah.

Dengan efisiensi tinggi, pengguna bisa menghemat biaya operasional dalam jangka panjang.

2. Ramah Lingkungan

Salah satu keunggulan utama kompor ini adalah tidak menghasilkan asap, berbeda dengan dapur berbahan bakar kayu atau minyak tanah.

Selain itu, emisi gas buangnya jauh di bawah batas yang ditetapkan oleh WHO.

3. Bahan Bakar Mudah Didapat

Kompor ini dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar, seperti:

  • Kayu cacahan
  • Pelet kayu
  • Serbuk kayu
  • Limbah sawit

Dengan kapasitas produksi 20 ton per hari, pasokan bahan bakar kompor ini cukup melimpah, terutama di daerah pedesaan.

Kendala Pemasaran di Dalam Negeri

Meski sukses di luar negeri, pemasaran kompor biomassa di Indonesia masih menghadapi tantangan besar.

Salah satu faktornya adalah persaingan dengan elpiji bersubsidi.

“Di perdesaan, di mana kayu masih mudah didapat, kompor ini bisa jadi solusi. Namun, di perkotaan, biaya pembelian kayu cacahan atau pelet masih lebih mahal dibandingkan elpiji,” jelas Nurhuda.

Harga dan Ketersediaan Kompor Biomassa

Di Indonesia, kompor biomassa ini dijual dengan harga sekitar Rp 195.000 per unit.

Namun, untuk pembelian dalam jumlah besar, harga bisa lebih murah.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa itu kompor biomassa?

Kompor biomassa adalah kompor yang menggunakan bahan bakar alami seperti kayu cacahan, pelet kayu, atau limbah pertanian.

Kompor ini lebih hemat energi dan ramah lingkungan dibandingkan kompor konvensional.

2. Apakah kompor ini menghasilkan asap?

Tidak, kompor ini dirancang dengan sistem pembakaran yang efisien sehingga tidak menghasilkan asap seperti dapur kayu tradisional.

3. Di mana saya bisa membeli kompor ini?

Saat ini, kompor ini sudah dijual di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Untuk pembelian, Anda dapat menghubungi distributor resmi atau pengecer yang menyediakan produk ini.

4. Apakah kompor ini lebih hemat dibandingkan elpiji?

Jika digunakan di pedesaan dengan bahan bakar yang mudah didapat, kompor biomassa bisa lebih hemat.

Namun, di kota-kota besar, di mana bahan bakar harus dibeli, elpiji bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis.

Dengan keunggulan yang ditawarkan, kompor biomassa ini berpotensi menjadi solusi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Namun, tantangan utama adalah bagaimana produk ini bisa lebih diterima di dalam negeri di tengah dominasi elpiji bersubsidi.***

Baca artikel Info Malang Raya lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook

banner 468x60

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

1 Komentar